PAKAN ALAMI PERTUMBUHAN BELUT
oleh: Aldino Gibran Lubis, S.Pi
Tanggal : 24 September 2020
Pakan
alami merupakan kebutuhan utama untuk perkembangan belut. Di antaranya,
cacing, belatung, bekicot, dan kecebong. Semuanya bisa dibudidayakan
sehingga bisa menekan biaya dan bisa diperoleh dalam jumlah besar.
Cacing
tanah bisa dikembangbiakkan di dalam kotak kayu atau terpal berukuran
0.5 meter persegi. Masukkan media berupa kotoran sapi, sisa sayuran yang
telah membusuk, tanah, dan serbuk gergaji. Masukkan bibit cacing,
sekitar 1 ons. Dalam waktu 1—2 minggu, cacing sudah berkembang biak
dalam jumlah banyak.
Belatung
bisa dikembangbiakkan dengan menggunakan media campuran dedak halus,
tepung ikan asin, cincangan eceng gondok, dan urea. Semua media
dimasukkan ke dalam wadah berupa toples atau kaleng, diamkan selama tiga
hari. Tutup wadah dengan kain basah. Satu hari kemudian, belatung akan
bermunculan.
Keong
mas bisa dibudidayakan di dalam kolam. Letakkan tanaman air di atasnya.
Masukkan keong mas dewasa. Dalam beberapa waktu, keong mas sudah
berkembang biak.
Adapun
kecebong, bisa dibudidayakan dengan memasukkan beberapa pasang katak
jantan dan betina ke dalam kolam budi daya belut. Mereka akan kawin dan
bertelur. Telur yang menetas akan menjadi kecebong.
Budi
daya pakan alami sebaiknya sudah dimulai 1—2 bulan sebelum budi daya
belut dilakukan, kecuali kecebong. Tujuannya, agar terhindar dari
kekurangan pakan. Banyaknya pakan yang dibudidayakan harus disetarakan
dengan besarnya skala budi daya belut agar stok pakan alami dapat terus
terjaga
Selain
pakan alami, ada resep suplemen rahasia yang mampu mempercepat
pertumbuhan belut hingga 10 kali lebih berat dari suplemen belut biasa.
Resep ini telah dibuktikan oleh peternak belut sukses. Selain
mempercepat pertumbuhan, suplemen ini berfungsi meningkatkan ketahanan
terhadap serangan penyakit dan menambah nafsu makan. Jika biasanya belut
dipanen dalam waktu 6 bulan, dengan memberikan suplemen ini, belut
dapat dipanen lebih cepat 3 bulan dengan bobot yang sama memuaskan.
A. Aplikasi Pakan Belut
Belut
merupakan hewan karnivora yang membutuhkan pakan mengandung protein
sekitar 65—70%. Namun, pakan yang dimaksud bukan apa yang diberikan
sebagai rutinitas dengan memberikan pelet setiap hari, tapi harus
diselingi dengan pemberian pakan hidup, misalnya aneka jenis ikan atau
bekicot. Hal ini berguna untuk menghindari pengaruh produktivitas belut
yang tidak maksimal akibat pemberian jenis pakan secara terus-menerus.
Di
dalam media budi daya juga bisa diletakkan beberapa pakan hidup seperti
kecebong, cacing, larva ikan, dan belatung. Selain itu, belut untuk
kegiatan pembesaran juga dapat diberi pakan mati berupa cincangan
bangkai ayam atau cincangan bekicot. Namun, pakan bangkai tersebut
sebaiknya telah direbus sebelum diberikan agar belut terhindar dari
penularan penyakit atau mikroorganisme yang menjangkit hewan tersebut.
Adapun
jumlah pakan yang diperlukan untuk menambah berat badan belut disebut
nilai ubah atau convertion rate (FCR) ialah sebagai berikut.
FCR = Jumlah pakan yang dimakan selama interval waktu tertentu
Pertambahan berat badan selama interval waktu tersebut
Ini
berarti, semakin kecil rasio konversi pakan, semakin cocok makanan
tersebut untuk menunjang pertumbuhan belut. Sebaliknya, semakin besar
rasio konversi pakan, kemungkinan besar pakan yang digunakan tidak
efektif dalam memacu pertumbuhan belut.
Perbandingan
antara 1 kg berat daging belut dengan jumlah berat pakan yang
dibutuhkan disebut koefisien konversi berat. Jadi, untuk menambah berat 1
kg daging belut dibutuhkan 2 kg pakan, ini berarti koefisien konversi
berat pakan adalah 0.5. Apabila koefisien konversi berat itu dikalikan
dengan 100%, akan diperoleh efisiensi konversi berat.
B. Pakan Hidup yang Bisa Dibudidayakan
1. Cacing Sutra
Cacing sutra (Tubifek sp.) umumnya berwarna merah darah dengan
panjang 10-30 mm. Cacing ini biasa hidup di selokan atau saluran-saluran
dangkal yang banyak mengandung zat organik. Mereka biasa hidup
berkoloni atau bergerombol.
2. Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)
Cacing tanah biasanya terdapat di tanah humus, tempat pembuangan sampah, atau tepian sungai yang bercampur dengan sisa sampah.
Cara
membudidayakan cacing sebenarnya cukup mudah, cukup dengan menyiapkan
kotoran sapi secukupnya, sisa sayuran atau sampah yang membusuk, tanah,
dan serbuk gergaji. Semua bahan tersebut dicampur menjadi satu. Campuran
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam wadah dan disusul dengan
memasukkan benih cacing. Dalam beberapa minggu, biasanya cacing sudah
berkembang biak.
3. Bekicot
Bekicot di alam sering menjadi musuh petani karena memakan tanaman
padi atau sayuran. Padahal, daging bekicot sebenarnya dapat digunakan
sebagai pakan belut karena mengandung protein yang cukup tinggi.
Untuk
budi daya bekicot, buatlah wadah kandang berupa rumah-rumahan atau
gedek dari bambu berukuran 1 x 1 cm dan tinggi 60--70 cm. Selanjutnya,
masukkan limbah sayur-mayur, cincangan batang pisang, dan batang pepaya,
diamkan selama 1 minggu. Setelah bahan-bahan tersebut membusuk,
masukkan bibit bekicot sebanyak 20 indukan. Bekicot akan bertelur
setelah satu bulan. Agar bekicot tetap hidup, jangan lupa memberikan
cincangan batang pisang dan sayur mayur setiap hari.
4. Keong Mas
Daging keong sawah dan keong mas sebenarnya bisa digunakan untuk
pakan belut, asalkan jangan terbawa masuk dengan cangkangnya. Sebaiknya,
daging keong mas dicincang terlebih dulu sebelum diberikan kepada
belut. Keong sawah dan keong mas mudah ditemukan di sawah-sawah. Untuk
kebutuhan yang lebih besar, Anda bisa dengan mudah membudidayakannya.
5. Kutu Air ,
Daphnia
dan Moina termasuk kutu air dari jenis udang renik. Sering dijumpai di
perairan yang mengandung banyak bahan organik. Selain hidup sebagai
platonic, kutu air juga banyak menghuni tempat2 yang lembab seperti
danau, waduk, kolam dan genangan air lainnya
Makanan utamanya adalah tumbuhan renik (fitoplankton), hewan renik(zooplankton), dan detritus.
6. Belatung
Belatung
sebenarnya merupakan larva dari lalat. Untuk mencarinya memang tidak
mudah, tetapi belatung bisa dihadirkan dengan cara mengumpulkan
bahan-bahan yang bisa mengundang lalat, misalnya ampas tahu, pupuk urea,
dedak halus, cincangan eceng gondok, dan tepung ikan asin. Bahan-bahan
tersebut dicampur menjadi satu dan diaduk rata. Setelah itu, diamkan
selama beberapa hari di tempat yang agak terbuka, lalu tutup dengan kain
yang basah. Beberapa hari kemudian belatung akan tumbuh subur di wadah
tersebut.
7. Kecebong atau Berudu
Kecebong
merupakan bahan pakan yang baik bagi belut. Kecebong dapat diperoleh
dengan cara mengembangbiakkan katak. Caranya, masukkan beberapa pasang
ekor katak jantan dan betina. Biarkan hingga katak hijau tersebut
berkembang biak di kolam. Telur katak yang berhasil menetas akan menjadi
kecebong, dan kecebong tersebut disukai belut.