PENYAKIT PADA IKAN CUPANG DAN CARA PENGOBATAN SECARA ALAMI
PENYAKIT PADA IKAN CUPANG DAN CARA PENGOBATAN SECARA ALAMI
Tanggal : 18 Juni 2020
OLEH : ALDINO GIBRAN LUBIS, S.Pi
Meskipun
usaha perawatan dan pemeliharaan yang dilakukan sudah maksimal dilakukan
demi menghindari serangan penyakit, sering kali serangan penyakit
datang tak terduga sebelumnya.
Selain kerugian material, kerugian lain yang tak ternilai adalah lenyapnya keindahan dan keelokan cupang hias karena terganggu kesehatannya
Karena itu, tidak berlebihan bila masalah penyakit dan gangguan kesehatan lainnya menjadi momok bagi hobis peternak ikan cupang.
Terlebih dari pengalaman penggemar dan peternak ikan cupang, pengobatan penyakit dan gangguan kesehatan tersebut tergolong sulit dilakukan.
Usaha pencegahan adalah salah satu yang penting untuk dilakukan agar makin tipis peluang terjangkitnya 5 penyakit ikan cupang berikut ini.
PARASIT
1. Penyakit Ikan Cupang Bintik Putih (White Spot)
White spot
disebut juga ich yakni ichthyophthiriasis. Bagi hobiis dan peternak
cupang istilah yang umum dipakai untuk menyebut penyakit ini adalah
bintik putih.
Penyebab
timbulnya penyakit ini yaitu disebabkan oleh parasit ikan yang masuk ke
bawah kulit ikan, menyerap darah ikan, beranak, dan menyebabkan bulatan –
bulatan pada sekujur tubuh ian cupang hias.
Biasanya,
serangan parasit ini dimungkinkan bila penyebaran di tempat pemeliharaan
terlampau padat, airnya jarang diganti, dan pakan alami yang diberikan
kebersihannya kurang terjaga.
Gejala awal
dari penyakit ini dapat diketahui dari perilaku cupang hias yang sering
membenturkan tubuhnya ke dinding kolam atau benda keras lain yang ada
di dalam kolam, menggetar – getarkan tubuhnya, malas makan, dan tidak
bergairah.
Cara Mengatasi atau Mengobati Penyakit Bintik Putih Ikan Cupang
Pengobatan penyakit ikan cupang bintik putih yan paling efektif yakni dengan memutus rantai hidup parasit tersebut.
Parasit
akan melepas diri dari tubuh cupang hias setelah delapan hari menempel.
Selama itu pula pengobatan dilakukan dengan cara berikut ini:
Campurkan 1 gr metil biru ke dalam 100 ml air bersihsebagai larutan baku obat.
Siapkan juga plastik yang cukup besar sebagai tempat perendaman ikan yang sakit.
Istilah bak plastik dengan air bersih dan teteskan larutan baku obat metil biru sebanyak 2 – 4 ml untuk setiap 4 liter air.
Masukkan ikan cupang yang sakit dan biarkan selama 24 jam.
Perendaman diulang selama 3 – 5 kali selang satu hari dengan menggunakan larutan obat baru setiap kali perendaman.
Selain
dengan cara di atas, pengobatan dapat juga dilakukan dengan perendaman
dalam larutan garam NaCl atau dalam air bersuhu 31 – 32 derajat C.
Larutan garam yang digunakan dibuat dengan cara melarutkan sebanyak 1 – 4 gr NaCl ke dalam 100 ml ml air bersih.
Perendaman dilakukan selama 5 – 10 menit kemudian dipindahkan ke dalam air bersih.
Perendaman dilakukan selama 7 hingga 8 hari secara berturut – turut agarikan benar – benar terbebas dari parasit.
Cara Mencegah Penyakit Ikan Cupang Bintik Putih
Sementara itu, untuk pencegahannya sangat disarankan untuk senantiasa mengganti air pemeliharaan secara rutin disertai pemberian pakan alami yang terjamin kebersihannya.
2. Penyakit Ikan Cupang Selaput Embun
Pada fase
lanjut tubuh sirip ikan cupang hias diselimuti lendir yang berwarna
putih, cupang hias kehilangan nafsu makan, lesu, dan siripnya menguncup.
Kondisi
lain yang menyebabkan cupang hias terserang parasit ini, antara lain
akibat kualitas air yang jelek, kotor, bercampur dengan air hujan, dan
adanya perubahan dari musim panas ke musim hujan.
Gejala Penyakit Selaput Embun Ikan Cupang
Gejala awal
dari penyakit ini dapat diketahui dari perilaku ikan yang sering
menggetar – getarkan tubuh, nampak seperti mabuk, mendekam di dasar atau
berdiam di permukaan akuarium, dan napasnya tersengal – sengal.
Pengobatan harus secepatnya dilakukan sebelum memasuki stadium lanjut yang dapat mengakibatkan kematian.
Caranya dengan terlebih dulu menyiapkan dua bak air.
Bak pertama
berisi larutan obat antijamur blitz inht, fishmate, atau root stop
sebanyak 0,3 – 0,5 ml untuk setiap satu liter air.
Bak ke dua
berisi larutan obat antibiotik furozilidon, tetracyline, atau octazine.
Dosis yang dipakai adalah 250 gr untuk setiap 20 liter air.
Selanjutnya, lakukan perendaman ikan yang terkena penyakit ini ke dalam bak pertama selama 30 menit.
Perendaman dilanjutkan ke dalam bak kedua selama 2 – 3 jam.
Perendaman dilakukan selama 5 – 7 hari sampai parasit benar – benar mati.
Kesembuhan umumnya ditandai dengan pulihnya nafsu makan ikan.
Usaha
pencegahan yang harus dilakukan antara lain dengan mengganti air
pemeliharaan secara rutin, penempatan bak pemeliharaan terjaga dari
kemungkinan terkena air hujan secara langsung, dan pemberian pakan yang
terjamin kualitas gizinya.
3. Penyakit Ikan Cupang – Busung
Salah satu
penyebab penyakit busung adalah Salmonella sp. yang menyerang bagian
dalam ikan cpang hias sehingga mengganggu proses pembuangan kotoran.
Umumnya sering kali tejadi ketika pakan alami yang diberikan tidak terjaga kebersihannya.
Gejala Penyakit Ikan Cupang Busung
Gejala awal
munculnya penyakit busung ini masih sukar diketahui. Namun, sebaiknya
perlu diwaspadai ketika kondisi perut cupang hias membesar, tetapi pada
saat diberi tetap lahap dan rakus.
Selain itu, pada dasar akuarium pemeliharaan tidak terdapat kotoran yang berasal dari sekresi.
Keterlambatan
mendetaksi penyakit ini akhirnya membuat perut ikan membengkak makin
besar, sisik tubuh mengambang, perilaku cupang hias menjadi pasif,
senantiasa berada di permukaan air, dan nafsu makannya menurun.
Karena menyerang organ dalam, cara mengatasinya tergolong sulit, terlebih bila terjadi keterlambatan pendeteksian.
Selama ini, hobiis dan peternak melakukan pengobatan dengan menggunakan dicatea food.
Yakni obat yang diberikan 4 kali sehari selama satu minggu atau selama ikan cupang belum dapat mengeluarkan kotoran.
Selama ini
pula, pemberian pakan biasa tidak diberikan. Pakan biasa dapat diberikan
setelah ikan sudah mampu mengeluarkan kotoran.
Engobatan lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perendaman selama 1 – 2 jam dalam larutan antibiotik flagil 500.
Selama perendaman ikan diberi pakan kutu air seikit demi sedikit agar antibiotik tersebut ikut termakan.
4. Penyakit Ikan Cupang Berak Putih
Penyebab
utama jenis penyakit cupang hias berak putih adalah cacing nematoda
Ascaris sp. yang menyerang organ dalam perut sehingga mengakibatkan:
- hilangnya nafsu makan cupang hias,
- warna tubuh kusam,
- dan terganggu pertumbuhannya,
- Gejala Penyakit Berak Putih Ikan Cupang
- Gejala awal penyakit ini dapat diketahui dari menurunnya nafsu makan ikan, kotorannya berwarna putih, dan tubuhnya kurus.
Meskipun
secara umum tidak membahayakan, bila tidak segera dilakukan pengobatan
akan mempengaruhi bentuk tubuh dan keelokan warna cupang hias sehingga
tidak layak kontes.
Cara Mengobati Penyakit Berak Putih Cupang Hias
Pengobatan yang dapat dilakukan menggunakan antibiotik, obat cacing, atau medicatet food.
Jenis antibiotik yang umum dipakai untuk pengobatannya adalah metronidasol.
Cara
mengobatinya yaitu dengan melarutkan antibiotik tersebut ke dalam air
pemeliharaan dengan dosis 1/5 tablet untuk 2,5 liter air.
Agar
memudahkan antibiotik masuk ke dalam tubuh cupang hias, pakan alami kutu
ir merah diberikan sedikit demi sedikit ke dalamnya.
Obat cacing yang disarankan diberikan adalah verminox atau worm X sebanyak satu tetes yang dilarutkan ke dalam lima liter air.
Berdasarkan pengalaman, pengobatan dengan dua cara tersebut dapat menyembuhkan ikan setelah dilakukan selama satu minggu.
NON PARASIT
Seperti
telah dijelaskan sebelumnya, jenis penyakit nonparasiter dapat timbul
bila terjadi kesalahan atau kelalean selama proses pemeliharaan dan
perwatan cupang hias.
Selama ini
penyakit nonparasiter yang sering kali menyerang cupang hias ada dua,
yaitu gigi ekor dan bacul. Berikut penjelasan singkatnya:
1. Penyakit Nonparasiter Gigit Ekor
Maksudnya adalah cupang hias menggigit ekornya sendiri sehingga rusak atau robek.
Perilaku ini timbul karena keterlambatan pemberian pakan dan kelalaian menjaga kebersihan atau mengganti air pemeliahraan.
Meskipun
secara umum akibatnya tidak terlalu membahayakan,penyakit ini akan
mengurangi keindahan dan keelokan sehingga harga jualnya rendah.
Selain itu,
kondisi ini menyebabkan ikan tidak memungkinkan untuk disertakan dalam
kontes. Tentu saja hal ini sangat merugikan hobiis atau peternak.
Pencegahan
yang dapat dilakukan adalah memperbaiki pola perawatan dan
pemeliharaannya, misal dengan memberikan pakan tepat waktu, mengganti
air pemeliharaan tiga hari sekali, dan menjaga kolam atau akuarium serta
air pemeliahraannya.
2. Penyakit Nonparasiter Ikan Cupang – Bacul
Cupang hias
dikatakan mengalami bacul bila tiba – tiba mengalami kepucatan atau
warna tubuh kusam, pudar, dan hilang meskipun tidak terdapat infeksi.
Kondisi ini umumnya timbul karena air terlalu kotor dan perlakuan kasar yang diberikan padanya.
Selain itu,
bacul dapat terjadi pada saat cupang hias sedang birahi atau dihadapkan
dengan cupang hias lain yang ukurannya lebih besar.
Sama seperti gigit ekor, bacul tidak terlampau membahayakan akibatnya.
Namun, bila
tidak secepatnya diantisipasi lebih lanjut dapat mengakibatkan
timbulnya penyakit parasit karena cupang hias yang bacul mengalami
penurunan nafsu makan, stress, dan ketakutan atau trauma.
0 komentar:
Posting Komentar